Apa itu Nilai Sosial?
Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan buruk dalam masyarakat. Nilai dapat dijadikan dasar pertimbangan setiap individu dalam menentukan sikap dan mengambil keputusan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nilai adalah sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan. Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat. Itu artinya, nilai sosial adalah suatu yang dianggap baik, patut, layak dan bisa dijadikan suatu pedoman hidup oleh suatu kelompok individu.
1. Anthony Giddens
Menurut Anthony Giddens, nilai sosial adalah gagasan yang dimiliki individu maupun kelompok tentang apa yang diinginkan, apa yang pantas diterapkan, serta apa yang dianggap baik maupun buruk.
Dengan kata lain, pandangan Giddens menekankan bahwa nilai sosial berfungsi sebagai pedoman untuk membantu kita dalam menentukan hal-hal yang sebaiknya dilakukan dan diterapkan, membedakan mana yang tidak boleh dilakukan karena dianggap buruk, sekaligus mendorong kita untuk terus melakukan hal-hal baik secara berkelanjutan.
2. Kimball Young
Menurut Kimball Young, nilai sosial adalah asumsi yang sifatnya abstrak dan sering kali tak disadari mengenai hal-hal yang dianggap penting dalam masyarakat. Disebut abstrak karena nilai sosial dapat terbentuk secara alami, meskipun dalam kondisi tertentu dapat terbentuk secara sengaja. Nilai sosial ini kemudian secara perlahan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Lama-kelamaan, nilai tersebut akan dianggap penting, meskipun sering tak disadari keberadaannya karena memang sifatnya yang abstrak dan diwariskan secara turun-temurun.
3. Soerjono Soekanto
Menurut Soerjono Soekanto, nilai sosial adalah konsep abstrak yang hidup dalam diri manusia. Konsep ini menjadi acuan untuk menilai suatu hal, apakah hal tersebut dianggap benar atau salah. Artinya, nilai sosial tidak tampak secara langsung, namun memengaruhi cara seseorang bersikap dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Dengan adanya nilai sosial, seseorang dapat membedakan mana perilaku yang diterima oleh masyarakat dan mana yang dianggap menyimpang.
📍Ciri-Ciri Nilai Sosial
sebenarnya ada beberapa ciri khas yang bikin nilai sosial ini beda dengan hal lain dalam kehidupan bermasyarakat. Ciri-cirinya antara lain:
1. Dihasilkan dari Interaksi Sosial
Nilai sosial muncul karena adanya hubungan antar manusia. Saat kita berinteraksi, berkomunikasi, ngobrol, atau beraktivitas bareng, lama-kelamaan nilai sosial itu terbentuk.
🌷 Contoh: kalau kita lagi diskusi kelompok, biasanya tanpa sadar ada kesepakatan untuk saling menghargai pendapat. Itu kan terbentuk dari interaksi, bukan muncul secara tiba-tiba.
2. Hasil dari Proses Belajar
Nilai sosial juga lahir dari pengalaman dan pembelajaran. Awalnya kita mungkin belum tahu mana sikap yang tepat, tapi setelah melihat reaksi orang lain, kita jadi belajar.
🌷 Contoh: ada anak yang suka memanggil temannya dengan julukan tertentu. Awalnya dianggap bercanda, tapi setelah tahu temannya tersinggung, dia sadar kalau itu nggak pantas. Dari situ muncul nilai untuk lebih berhati-hati dalam berkata.
3. Beragam Bentuknya
Karena tiap masyarakat punya budaya dan kebiasaan sendiri, maka nilai sosial pun berbeda-beda.
🌷 Contoh: di daerah Jawa, orang biasa menganggukan kepala dan tersenyum saat bertemu orang yang dikenal sebagai tanda penghormatan. Sedangkan di Papua, bentuk penghormatan bisa berbeda, misalnya dengan menyapa sambil berjabat tangan erat.
4. Diwariskan Turun-Temurun
Nilai sosial biasanya diturunkan dari generasi ke generasi. Anak yang lahir di suatu masyarakat akan otomatis terbiasa dengan nilai yang berlaku di lingkungannya.
🌷 Contoh: sejak kecil anak-anak di Bali sudah diajarkan untuk ikut upacara adat bersama orang tuanya. Dari situlah, mereka mewarisi nilai religius dan rasa hormat pada tradisi.
5. Sifatnya Tidak Statis
Nilai sosial bisa berubah sesuai perkembangan zaman. Apa yang dulu dianggap wajar, bisa jadi sekarang dipandang kurang pantas.
🌷 Contoh: dulu anak kecil main sampai malam dianggap hal biasa. Sekarang, orang tua lebih ketat melarang karena alasan keamanan. Jadi nilainya berubah mengikuti kondisi.
6. Mengikat Anggota Masyarakat
Nilai sosial bersifat mengikat, artinya setiap orang yang tinggal di lingkungan itu seakan “wajib” menaatinya. Walaupun tidak ada aturan tertulis, kalau melanggar biasanya akan ada sanksi sosial.
🌷 Contoh: kalau ada orang yang tidak ikut kerja bakti di kampung, biasanya dianggap tidak peduli. Lama-lama bisa dikucilkan dari lingkungan.
📍Contoh Nilai Sosial dalam Kehidupan
Biar lebih mudah dipahami, ini ada beberapa contoh nilai sosial di berbagai situasi sehari-hari:
1. Nilai Sosial di Masyarakat
🪻Contoh: saat ada tetangga ada yang sakit, warga sekitar biasanya menjenguk atau minimal membantu lewat iuran. Dari sini terlihat nilai sosial berupa rasa peduli dan tolong-menolong.
2. Nilai Sosial di Budaya
🪻Contoh: di Minangkabau ada tradisi musyawarah keluarga besar sebelum mengambil keputusan penting, misalnya soal pernikahan. Nilai yang muncul di sini adalah musyawarah dan kebersamaan.
3. Nilai Sosial di Sekolah
🪻 Contoh: saat upacara bendera, siswa diharapkan berdiri tegap dan menghormati bendera. Nilai yang terkandung adalah disiplin dan rasa cinta tanah air.
4. Nilai Sosial di Lingkungan Keluarga
🪻 Contoh: anak-anak biasanya diajarkan untuk mencium tangan orang tua sebelum berangkat sekolah. Itu menunjukkan nilai sopan santun dan penghormatan.
5. Nilai Sosial di Lingkungan Kerja
🪻 Contoh: karyawan yang datang tepat waktu dan menyelesaikan tugas sesuai deadline menunjukkan nilai tanggung jawab dan profesionalisme.
📍Macam-Macam Nilai Sosial Menurut Notonagoro
Notonagoro membagi nilai sosial berdasarkan manfaat atau kegunaannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu sebagai berikut:
1. Nilai Material
Nilai material adalah segala sesuatu yang bermanfaat secara langsung untuk memenuhi kebutuhan fisik manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh: makanan pokok seperti nasi dan sayur, pakaian untuk melindungi tubuh, obat-obatan untuk menjaga kesehatan, air bersih untuk menyegarkan tubuh, tempat tinggal untuk berlindung dari teriknya matahari dan derasnya air hujan, serta kendaraan untuk memudahkan mobilitas.
2. Nilai Vital
Nilai vital adalah segala sesuatu yang berguna bagi manusia dan berfungsi sebagai penunjang berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh: buku dan alat tulis bagi pelajar, laptop atau komputer untuk pekerja kantoran dan programmer, kamera bagi seorang fotografer, mesin cuci yang memudahkan pekerjaan rumah tangga, serta peralatan olahraga untuk atlet.
3. Nilai Kerohanian
Nilai kerohanian adalah segala sesuatu yang dapat memberi manfaat ketenangan batin atau ketenangan jiwa manusia. Nilai ini terbagi lagi ke dalam beberapa jenis, yaitu:
•Nilai kebenaran → bersumber dari akal pikiran manusia dan didukung oleh fakta.
Contoh: penelitian ilmiah yang terbukti kebenarannya, data statistik yang digunakan untuk pengambilan keputusan, atau hasil percobaan di laboratorium.
•Nilai keindahan → berhubungan dengan rasa dan ekspresi manusia terhadap keindahan.
Contoh: karya seni lukisan, musik yang menenangkan hati, desain arsitektur yang estetik, atau pemandangan alam yang indah.
•Nilai moral → berkaitan dengan penilaian baik dan buruk terhadap perilaku manusia.
Contoh: sikap jujur dalam berdagang, membantu orang yang kesulitan, menghormati orang tua, serta tidak melakukan kecurangan saat ujian akhir semester.
•Nilai religius → bersumber pada keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: beribadah sesuai agama masing-masing, berdoa sebelum beraktivitas, merayakan hari besar keagamaan, serta saling menghormati antarumat beragama.
📍 Macam macam Nilai Sosial Berdasarkan Sifat
Nilai Dominan
Nilai yang dianggap paling penting dan mendasar dibanding nilai lain. Nilai dominan biasanya menjadi pedoman utama masyarakat dalam bersikap dan bertindak.
Contoh penerapan:
•Kejujuran → dalam jual beli, orang lebih memilih penjual yang jujur daripada yang pandai bicara tapi suka menipu.
•Gotong royong → dalam masyarakat desa, kerja bakti dianggap lebih penting daripada kepentingan pribadi.
2. Nilai Mendarah daging (Internalized)
Nilai yang sudah menyatu dalam diri seseorang, sehingga dilakukan otomatis tanpa dipikir lagi. Nilai ini sudah menjadi kebiasaan, bagian dari kepribadian
Contoh penerapan:
•Menghormati orang tua → tanpa disuruh, anak otomatis sungkem atau pamit saat pergi.
•Budaya antre → orang langsung berbaris saat menunggu giliran, tanpa ada aturan tertulis.
📍 Macam macam Nilai Sosial Berdasarkan Sumbernya:
1. Nilai Intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai sosial yang berasal dari dalam diri individu yang berkaitan dengan harkat dan martabat manusia, sehingga sangat erat hubungannya dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Karena bersumber dari dalam diri, nilai intrinsik biasanya mencerminkan keyakinan pribadi tentang apa yang benar, penting, dan berharga.
Contoh:
•Hak setiap orang untuk menyampaikan pendapat, sekaligus kewajiban untuk menghormati pendapat orang lain.
•Hak memeluk agama atau keyakinan sesuai hati nurani.
•Hak untuk diperlakukan adil tanpa diskriminasi.
2. Nilai Ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah nilai sosial yang muncul dari lingkungan masyarakat. Artinya, nilai ini terbentuk karena adanya kesepakatan, kebiasaan, atau pandangan yang berkembang di dalam suatu kelompok sosial. Faktor eksternal seperti budaya, tradisi, dan interaksi antaranggota masyarakat sangat memengaruhi terbentuknya nilai ini.
Contoh:
><Menghargai perbedaan fisik, agama, atau ras sebagai hal yang wajar dalam kehidupan bermasyarakat.
><Tradisi gotong royong di desa yang membuat masyarakat terbiasa saling membantu.
><Kebiasaan antre saat membeli sesuatu atau menggunakan fasilitas umum.
📍Fungsi Nilai Sosial dalam Kehidupan Masyarakat
Nilai sosial punya peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Kehadiran nilai sosial membuat kehidupan bermasyarakat jadi lebih teratur, harmonis, dan saling menghargai. Beberapa fungsi utama dari nilai sosial antara lain:
a) Pedoman dalam Berperilaku
Nilai sosial menjadi acuan bagi setiap orang tentang bagaimana harus bersikap dan bertindak. Saat berinteraksi, baik lewat ucapan maupun bahasa tubuh, kita dapat menyesuaikan dengan nilai yang berlaku di masyarakat tersebut.
👉 Contoh: Saat menghadiri acara pernikahan tetangga, pastinya kita akan berpakaian rapi dan sopan, bukan malah memakai pakaian tidur. Atau ketika berbicara dengan orang yang lebih tua, kita menggunakan bahasa yang lebih halus sebagai bentuk penghormatan.
b) Menjadi Sistem Kontrol Sosial
Nilai sosial juga berfungsi sebagai “rem” agar perilaku seseorang tidak keluar dari jalur. Nilai ini memberi batasan jelas terhadap perbuatan yang dianggap baik dan perbuatan yang dipandang buruk.
👉 Contoh: Ketika ada teman menjatuhkan dompet, nilai kejujuran mendorong kita untuk mengembalikannya. Kalau ada yang memilih untuk mengambil dompet tersebut, masyarakat bisa menganggapnya sebagai perilaku buruk dan tidak bisa dipercaya.
c) Berperan sebagai Pelindung Sosial
Nilai sosial diwariskan dari generasi ke generasi berikutnya sebagai benteng agar masyarakat tidak mudah terjerumus ke dalam perilaku yang merugikan. Dengan adanya nilai ini, kehidupan bisa lebih aman, tertib, dan damai.
👉 Contoh: Nilai gotong royong membuat warga desa saling membantu saat ada yang kesulitan, misalnya memperbaiki rumah yang roboh karena angin kencang. Nilai itu melindungi masyarakat dari sikap egois dan acuh tak acuh, serta mencegah seseorang merasa dikucilkan atau ditinggalkan.
d) Alat untuk Menjaga Solidaritas
Nilai sosial juga bisa mempererat hubungan antaranggota masyarakat. Dengan adanya nilai solidaritas, orang lebih peduli terhadap satu sama lain dan mau bekerja sama demi kepentingan bersama.
👉 Contoh: Saat ada musibah banjir, warga biasanya bergotong royong membersihkan lingkungan atau mengumpulkan bantuan untuk korban. Hal ini menunjukkan bahwa nilai sosial dapat membuat masyarakat lebih kompak.
e) Memenuhi Peranan Sosial
Setiap orang punya hak, kewajiban, dan tanggung jawab tertentu. Nilai sosial membantu mengingatkan kita terhadap peran tersebut, sehingga kehidupan bermasyarakat dapat berjalan lancar dan lebih seimbang.
👉 Contoh: Seorang siswa menyadari kewajibannya untuk belajar dengan rajin, seorang guru berperan mengajar, sementara orang tua menjalankan perannya mendidik dan memberi contoh. Semua saling melengkapi agar tujuan bersama tercapai.
f) Membangun Norma Sosial
Nilai sosial menjadi dasar lahirnya norma, yaitu aturan tidak tertulis yang mengikat masyarakat. Jika seseorang melanggar nilai tersebut, biasanya ada sanksi sosial.
👉 Contoh: Orang yang terbiasa berkata kasar atau menyinggung orang lain bisa dijauhi teman-temannya. Ada juga yang dijadikan bahan omongan karena perilakunya tidak sesuai dengan nilai kesopanan yang berlaku.
Apa Itu Norma Sosial?
Norma sosial adalah aturan yang berlaku di masyarakat dan berfungsi mengatur perilaku sehari-hari. Norma bisa berbentuk aturan tertulis maupun tidak tertulis, dan biasanya disertai sanksi bagi siapa saja yang melanggarnya. Norma ini mencerminkan nilai, kebiasaan, serta kesepakatan yang dianut bersama oleh suatu kelompok masyarakat.
Contoh sederhana norma sosial misalnya: bertegur sapa dengan orang lain, menghormati orang yang lebih tua, serta menjaga ketertiban dengan cara mengantre.
📍Pengertian Norma Sosial Menurut Para Ahli
1. Robert M.Z. Lawang
Menurut Robert M.Z. Lawang Norma sosial adalah gambaran tentang apa yang dianggap baik dan pantas dilakukan dalam masyarakat. inti norma menurut Robert ada pada isi atau muatan nilai di dalamnya, yaitu ukuran pantas/tidak pantas. Artinya, norma dipahami sebagai cermin kepatutan dalam masyarakat.
2. Hans Kelsen
Menurutmu Hans Kelsen Norma sosial dipandang sebagai perintah yang berlaku umum, tidak ditujukan kepada individu tertentu, dan sifatnya anonim.
Hans menyoroti sifat norma, yakni aturan yang berlaku untuk semua orang tanpa terkecuali. Jadi lebih menekankan bahwa norma bersifat publik, bukan sekadar aturan pribadi.
3. Soerjono Soekanto
Menurutmu Seorjono Soekanto Norma sosial adalah seperangkat aturan yang mengatur hubungan antar manusia supaya kehidupan sosial berjalan tertib.
Soerjono lebih menekankan pada fungsi norma, yaitu menjaga keteraturan, mencegah konflik, dan menciptakan kehidupan yang harmonis.
4. Anthony Giddens
Menurut Anthony Giddens Norma sosial adalah prinsip atau aturan konkret yang nyata dan harus dipatuhi masyarakat.
Giddens menegaskan bahwa norma adalah aturan nyata dan jelas yang wajib ditaati, bukan sekadar kesepakatan abstrak. Fokusnya pada bentuk konkrit norma sebagai pedoman yang mengikat.
📍Ciri-Ciri Norma Sosial
1. Biasanya Tidak Tertulis
Sebagian besar norma tidak tercantum dalam buku aturan atau dokumen resmi, tapi diwariskan dari generasi ke generasi. Walaupun tidak tertulis, orang tetap tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
🎯 Contoh: di banyak daerah, kalau lewat di depan orang yang lebih tua biasanya harus menunduk sedikit disertai senyum sebagai tanda hormat, meski tidak ada aturan resmi yang mengharuskannya.
2. Lahir dari Kesepakatan Bersama
Norma terbentuk karena ada kesepakatan antaranggota masyarakat. Aturan itu muncul dari kebiasaan yang dianggap baik, lalu diterima bersama sebagai pedoman.
🎯 Contoh: membuang sampah pada tempatnya. Awalnya hanya himbauan, lama-lama disepakati bersama sebagai aturan lingkungan.
3. Dipatuhi Secara Kolektif
Masyarakat cenderung menaati norma karena mereka paham bahwa aturan itu dibuat untuk kebaikan bersama. Bukan karena takut dipaksa, tapi karena sadar akan manfaatnya.
🎯Contoh: orang rela antre di kasir meski tidak ada polisi yang mengawasi, karena semua tahu kalau tidak antre, suasana jadi kacau.
4. Bersifat Dinamis (Bisa Berubah)
Norma tidak selamanya sama. Seiring perkembangan zaman dan perubahan nilai, norma bisa bergeser atau menyesuaikan keadaan.
🎯 Contoh: dulu, berkirim kabar harus lewat surat tulisan tangan. Sekarang, etika berkomunikasi bisa lewat WhatsApp dengan bahasa yang sopan, menyesuaikan zaman.
5. Ada Sanksinya
Norma punya konsekuensi bagi yang melanggar. Bentuknya bisa ringan atau berat, tergantung norma yang dilanggar.
🎯 Contoh: kalau tidak menyapa tetangga saat berpapasan, bisa dianggap sombong. Kalau melanggar norma hukum seperti mencuri, hukumannya bisa masuk penjara.
📍 Jenis-Jenis Norma Sosial
*Berdasarkan sumbernya:
1. Norma Agama
Norma agama bersumber dari ajaran Tuhan. Aturan ini mengatur hubungan manusia dengan Sang Pencipta sekaligus hubungan antar manusia. Pelanggaran norma agama diyakini dapat menimbulkan dosa dan sanksi rohani.
🧚🏻♀️ Contoh : umat Islam diwajibkan menunaikan shalat lima waktu, umat Hindu melakukan sembahyang di pura, dan umat Kristen beribadah di gereja setiap hari Minggu.
2. Norma Kesusilaan
Norma kesusilaan berasal dari hati nurani manusia, yang menuntun untuk membedakan mana yang baik dan buruk. Jika dilanggar, biasanya menimbulkan perasaan bersalah, malu, atau penyesalan.
🧚🏻♀️ Contoh: tidak membantu orang yang sedang kesulitan padahal mampu, atau dengan sengaja menipu teman demi keuntungan pribadi.
3. Norma Kesopanan
Norma kesopanan lahir dari kebiasaan serta kesepakatan masyarakat. Aturan ini mengarahkan manusia agar berperilaku sopan dan sesuai dengan budaya setempat.
🧚🏻♀️ Contoh lain: menundukkan badan saat melewati orang yang lebih tua di Jawa, atau memberi salam ketika bertemu guru di sekolah.
4. Norma Hukum
Norma hukum dibuat oleh negara dan bersifat mengikat secara tegas. Aturan ini tertulis jelas, dilengkapi sanksi resmi, dan berlaku untuk seluruh warga negara.
🧚🏻♀️ Contoh: kewajiban membayar pajak, larangan melakukan korupsi, serta aturan lalu lintas yang mewajibkan pengendara memakai helm.
*Berdasarkan Sanksinya
1. Cara (Usage)
Aturan sederhana yang daya ikatnya lemah, biasanya terkait kebiasaan sehari-hari. Jika dilanggar sanksinya ringan, berupa teguran atau celaan.
🪸 Contoh lain: kebiasaan mengetuk pintu sebelum masuk rumah orang lain dan makan sambil berdiri.
2. Kebiasaan (Folkways)
Kebiasaan adalah perbuatan yang dilakukan berulang kali hingga dianggap wajar dalam masyarakat. Daya ikatnya agak kuat, sanksi berupa gunjingan dan teguran.
🪸 Contoh: membiasakan memberi salam saat bertemu orang lain, memberi dengan tangan kanan atau mengucapkan terima kasih setelah menerima bantuan.
3. Tata Kelakuan (Mores)
Aturan yang berkaitan dengan moral, etika, atau agama. Jika dilanggar, sanksinya cukup kuat karena dianggap bertentangan dengan nilai yang dijunjung masyarakat. sanksi berupa kutukan atau dikucilkan.
🪸 Contoh lain: bersikap kasar kepada orang tua atau melakukan perbuatan tidak jujur yang merugikan orang lain.
4. Adat Istiadat (Custom)
Adat istiadat adalah aturan yang sudah mendarah daging dalam suatu masyarakat. Aturan ini diwariskan turun-temurun dan sulit diubah. Pelanggaran terhadap adat biasanya mendapat sanksi sosial berat, berupa kutukan atau dikucilkan, dipermalukan dan membayar denda.
🪸 Contoh lain: tidak mengikuti aturan adat dalam upacara pernikahan di Minangkabau, yang bisa membuat keluarga dianggap tidak menghormati tradisi.
5.Hukum (Laws)
Sekumpulan aturan tertulis dalam masyarakat yang berisi ketentuan, perintah dan larangan agar tercipta suatu keadilan. pelanggaran akan diberi sanksi hukum sesuai aturan UUD.
Contoh lain: mencuri barang yang bukan milik kita atau melakukan pembunuhan secara sengaja dan terencana.
📍Fungsi Norma Sosial
1. Mengatur Perilaku dalam Kehidupan Sehari-hari
Norma membantu kita mengetahui mana perilaku yang pantas dan mana yang tidak pantas. Tanpa adanya norma, orang akan bertindak seenaknya sendiri.
➡️ Contoh: norma sopan santun mengajarkan untuk berbicara dengan bahasa yang baik saat berbicara dengan guru atau orang tua.
2. Menciptakan Ketertiban dan Stabilitas Sosial
Dengan adanya norma, kehidupan menjadi lebih teratur. Orang tahu perannya masing-masing sehingga konflik dapat diminimalisir.
➡️ Contoh: aturan lalu lintas membuat pengendara tertib, sehingga jalanan tidak kacau.
3. Mengontrol Perilaku dan Mencegah Pelanggaran
Norma berfungsi sebagai "rem" supaya orang tidak seenaknya. Kalau ada yang melanggar, sanksi diberikan agar orang tersebut jera dan tidak akan mengulanginya lagi.
➡️ Contoh: siswa yang mencontek ujian biasanya ditegur atau dihukum, agar tidak mengulanginya lagi.
4. Membentuk Identitas Sosial Individu dan Kelompok
Norma juga menunjukkan jati diri seseorang atau kelompok. Apa yang mereka lakukan bisa mencerminkan sifat mereka.
➡️ Contoh: masyarakat Jawa dikenal sopan karena norma mereka sangat menjunjung tata krama dalam berbicara.
5. Meningkatkan Solidaritas dan Kebersamaan
Norma menumbuhkan rasa saling peduli dan menghargai, sehingga hubungan antaranggota masyarakat jadi lebih kuat.
➡️ Contoh: gotong royong membersihkan lingkungan adalah norma yang membuat warga merasa lebih kompak.
6. Mengarahkan Perubahan Sosial
Norma bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman. Hal ini mencegah masyarakat ketinggalan, tapi tetap menjaga nilai yang ada.
➡️ Contoh: dulu, berpakaian formal dianggap wajib dalam bekerja. Sekarang, banyak kantor yang lebih fleksibel dengan "casual outfit" asal tetap sopan.
7. Menjaga Keseimbangan antara Kebebasan dan Kepentingan Bersama
Norma memberi batasan agar kebebasan seseorang tidak merugikan orang lain. Jadi, hak individu tetap dihormati tanpa mengganggu orang lain.
➡️ Contoh: bebas berpendapat di media sosial, tapi tidak boleh menyebar hoaks atau ujaran kebencian.
8. Menjadi Alat Pendidikan Sosial
Norma mengajarkan masyarakat terutama generasi muda tentang nilai, etika, dan perilaku yang baik.
➡️ Contoh: anak kecil diajarkan sejak dini untuk mengucapkan kata "tolong" ketika meminta bantuan dan "terima kasih" ketika dibantu.